Night Changes

Bahasa, Drabble, Fluff, PG, Romance

220715409f97ed9

Judith & Tristan

Drabble | Romance, Fluff | PG

Pic ©tumblr

“Does it ever drive you crazy?”

‒Night Changes‒

Kap belakang sedan hitam itu terlihat nyaman untuk diduduki Judith dan Tristan. Judith, gadis itu memandang langit yang tampak hitam tanpa bintang, pun tangannya mulai meraih coke dan berusaha membukanya. Sampai kemudian terdengar desisan gelembung karbonat dari tangan pria yang duduk di sebelahnya. Gadis itu terlalu lelah dan langsung menengguk soda yang diberikan Tristan. Hening selama beberapa menit, hingga Tristan menghela nafas dan membuka suara.

“Apa kau tidak apa-apa? Kekasihmu pasti marah” tanya Tristan hati-hati.

“Tentu saja dia akan marah” balas Judith cepat dan datar.

“Wah dia pasti posesif sekali”

“Yah, dan mungkin hubungan kami sebentar lagi akan berakhir” suaranya lirih hampir tidak terdengar sembari mengusap ujung hidungnya yang mulai dingin, khas Judith sekali.

“Lalu, apakah ini sebuah lampu hijau untukku?”

“Bahkan jika aku menolakmu, apakah kau akan menyerah begitu saja?”

“Memangnya kau mampu menolakku?” Ujung rambut coklatnya ada di genggaman Tristan, dimainkan pun beberapa helai rambutnya disampirkan ke belakang telinga. “Kalau iya kau mau apa?”

“Nope” balas Tristan dengan nada yang sengaja direndahkan dan dibuat sekeren mungkin, namun ekor matanya menangkap hazel gadis itu yang seolah teriris terbelah jadi dua; terluka. Pun menatap Judith dengan bahu yang bergetar. Pria kebanyakan hanya memiliki dua opsi bertahan atau meninggalkan. Atau mungkin tinggal sejenak lalu pergi dan tak kembali. Tristan bukan pria kebanyakan, dia pria gadis itu dengan status yang akan menyusul.

“Hei, aku hanya bercanda I’ll do anything for you” sebuah frasa meneduhkan yang cukup untuk membalas satu silabel brengsek tadi.

“Cih, cheesy sekali” Judith terkekeh sembari menormalkan pita suaranya yang terdengar serak, lalu sedetik kemudian sebuah kecupan pun mendarat di pipi Tristan dengan bisikan lembut yang menelusup gendang telinganya.

“Thanks Tris”

“Wah, aku jadi ingin balas menciummu” goda Tristan yang tentu saja membuat Judith terkejut, tapi ia berhasil menormalkan ekspresinya kembali dan berkata, “Which one is better? My cheeks or lips, hmm?”

“Two is better than one, right?” Judith terbahak dan Tristan meraih bahu gadis itu “Sudah malam ayo kuantar pulang”

-Fin-

Leave a comment